Kali ini mimin merangkum
artikel dari Ustadz Yazid Muttaqin, santri alumni Pondok Pesantren Al-Muayyad
Mangkuyudan Surakarta. Artikel beliau yang berjudul Doa agar diberi anak Laki –
laki.
Diangugerahi anak
merupakan perihal yang sangat diharapkan serta dinantikan oleh sejoli suami
istri. Sebanyak apa juga harta yang dipunyai belum lengkap serta sempurna
rasanya kebahagiaan berumah tangga apabila belum dikarunia anak generasi.
Terlebih para
saudara serta sahabat dikala berjumpa senantiasa saja yang ditanyakan
merupakan“ telah memiliki momongan belum?”
Tetapi sudah jadi
sifat manusia yang tidak sempat puas dengan apa yang sudah dia miliki,
senantiasa menginginkan lagi serta lagi.
Berikut sebuah doa
yang dituliskan oleh Imam Sulaiman bin Muhammad Al-Bujairami untuk mendapatkan
seorang anak laki-laki di dalam kitab Tuhfatul Habîb ‘ala Syarhil Khathîb atau
yang juga dikenal dengan nama Hâsyiyah Al-Bujairami ‘alal Khathîb. Dalam kitab
tersebut beliau menuliskan doa tersebut sebagai berikut:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ اللّٰهُمَّ إِنِّيْ أُسَمِّيْ
مَا فِيْ بَطْنِهَا مُحَمَّدًا فَاجْعَلْهُ لِيْ ذَكَرًا فَإِنَّهُ يُولَدُ
ذَكَرًا إنْ شَاءَ اللّٰهُ تَعَالَى
Bismillâhirrahmânirrahîm.
Allâhumma innî usammî mâ fî bathnihâ Muhammadan faj’alhu lî dzakaran fainnahû
yûladu dzakaran insyâ Allâhu ta’âlâ
“Ya Allah,
sesungguhnya aku akan menamai apa yang ada di dalam kandungannya dengan nama
Muhammad, maka jadikanlah ia anak laki-laki bagiku, karena Muhammad dilahirkan
sebagai seorang laki-laki, insya Allah” (Sulaiman bin Muhammad Al-Bujairami,
Tuhfatul Habîb ‘ala Syarhil Khathîb, (Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyah, 1996),
juz I, h. 520).
Dalam kitab Tuhfatul Habîb itu juga dijelaskan tata cara memanjatkan doa ini, yakni dengan menaruh tangan di atas perut sang ibu yang sedang hamil. Hal ini dilakukan pada masa masa awal kehamilan sambil melafalkan doa tersebut.
Imam Bujairami juga menyatakan bahwa doa ini
telah berulang kali dipraktikkan oleh banyak orang dan ternyata benar, mereka
melahirkan anak laki-laki sesuai harapan. Wallâhu a’lam.
Sumber: www.nu.or.id
Posting Komentar
Posting Komentar